Sabtu, 29 Januari 2011

MUHAMMAD TELADANKU

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ahzab (33) ayat 40)
Apa kesan pertama kita jika mendengar nama Hitler? Atau Musolini? Atau Che Guevara?. Pasti mereka adalah sosok idiolog yang hidupnya digunakan total untuk memperjuangkan keyakinannya. Atau tokoh heroik yang berani melawan pemerintahan tiranik yang menindas.
Bandingkan kesan pertama kita ketika mendengar nama Nabi Ayub As, Zakariya AS, Isa AS, Adam AS atau Muhammad SAW. Pasti mereka adalah sosok suci sakral, yang saking sakralnya sampai tidak tersentuh oleh sifat sifat manusia biasa. Pasti tokoh peradaban yang penuh kasih sayang dan selalu mengalah. Pasti manusia sempurna yang tiada banding. Pasti pengajar yang ‘hanya’ mengajar nilai-nilai keluhuran budi (moral) tanpa ada upaya / gerakan perjuangan dan peperangan untuk menegakan keadilan Islam dalam struktur lembaga politik. Pasti “Pemimpin spiritual” yang tidak terkait dengan urusan politik Negara.
Apa kesan pertama kita jika selesai membaca sejarah Hitler? -Terlepas dari setuju atau tidak dengan langkah dan idiologi Hitler-, pasti yang muncul adalah keinginan untuk meniru semangat (spirit) perjuangannya .
Apa Kesan pertama kita jika selesai membaca sejarah N. Muhammad?. Kagum dan pengagungan, yang melahirkan rasa sulit atau bahkan mustahil meniru beliau yang super suci nan sempurna.
Mari periksa sejarah Muhammad SAW, seringkali kental dengan cerita tentang auto biografinya, siapa ibunya, siapa bapaknya, siapa datuknya, siapa pamannya, tanggal berapa ia lahir, meninggal dan menikah, siapa yang pernah menyusuinya, siapa saja istri dan anaknya, bagaimana performa fisik dan bajunya, bagaimana jalannya dan apa makanan kesukaannya?.
Kemudian pengagungannya kerap dibumbui oleh cerita palsu berbau mistik dan mitos dan perilaku yang diluar jangkauan kemanusiaannya.
Alhasil; Jika Hitler menjadi tokoh ‘manusia’ heroik, pejuang panutan. Tetapi Muhammad SAW menjadi tokoh ‘manusia setengah dewa’ yang sempurna, yang karakternya diatas manusia biasa, dan sulit / mustahil untuk ditiru.
Al-Qur’an adalah Kitab Allah bagi manusia, didalamnya ada kisah kisah para Nabi yang dipaparkan oleh Allah SWT dengan pemaparan terbaik (Ahsanul Qosos) [1], dan cerita yang benar (nabaul Haq)[2] .
Al-Qur’an memaparkan sejarah para Rasul Allah SWT secara manusiawi, karena para Rasul adalah manusia biasa [3]. Pernyataan Qur’an sendiri yang menyatakan bahwa para Rasul adalah manusia biasa . Sehingga perlu pula Qur’an membuka beberapa contoh kekeliruan para (pejabat) Rasul untuk jadi pelajaran bahwa mereka adalah manusia biasa yang mungkin terkena salah.
Nabi Adam AS bersalah dengan memakan buah dari pohon terlarang di “jannah” [4], Nabi Yunus AS bersalah karena meninggalkan ummat dan wilayah juangnya [5] , Nabi Muhammad SAW ditegur karena menyepelekan Ummi maktum[6] atau mengharamkan madu dan lain-lain [7] .
Menceritakan kisah para Nabi / Rasul dengan dibumbui cerita mistik dan mitos hanya akan menghilangkan substansi dari sejarah sebagai kisah terbaik yang wajib ditiru (uswatun Hasanah) [8] dan bisa ditiru karena mereka adalah manusia biasa .
Al-Qur’an juga menceritakan para Rasul tidak bertele-tele; menerangkan tanggal-tanggal lahir, nikah dan matinya para rasul (tarikh) atau silsilah panjang mereka hingga beberapa keturunan diatasnya. Allah SWT menegaskan bahwa para Rasul itu diutus untuk: mengajak manusia mengabdi kepada Allah SWT (Tauhid) dan menentang, menjauhi serta meruntuhkan kekuasaan Thaguth [9] . Serta berjuang hingga titik darah penghabisan guna menegakan Din (Kekuasaan / pemerintahan) Allah dan mensirnakan musuh-musuhnya yang menghalangi tegaknya Din Islam[10] . Sehingga sejarah para Rasulpun diuraikan dengan fakta-fakta perjuangan menegakan Kalimah Tauhid serta semangat heroik dalam penegakannya, terutama dalam menghadapi pemerintahan Thaguth yang menghadangnya [11].
Sesungguhnya auto biografi seperti siapa ibu bapaknya, tanggal lahir, nikah dan matinya, siapa istri dan anaknya adalah data-data yang tidak bisa ditiru. Sementara Para Rasul itu secara substansial wajib ditiru (uswah hasanah).
Al-Qur’an juga menceritakan dengan seru bagaimana kiprah destruktif para penguasa thaguth dalam menghadang gerakan perjuangan para Rasul seperti Raja Fir’aun, Namrudz atau Abu Lahab serta para pendukungnya. Sekaligus juga memuat bagaimana usaha keras para Rasul dalam memerangi para penguasa thaguth tersebut. Sampai-sampai mereka memenjarakan, mengusir bahkan membunuh para Nabi / Rasul[12] .
Bagaimana Raja Mesir “Fir’aun” merencanakan pembunuhan kepada Musa AS [13] hingga Musa AS dikejarkejar untuk dibunuh sampai ke Laut Merah oleh Fir’aun dan angkatan perang-nya [14] . Bagaimana Raja Namrudz melemparkan Ibrahim AS kedalam lautan Api [15]. Bagaimana Penguasa Hijaz “Abu Lahab” mengancam Muhammad SAW [16] . Bagaimana Nabi Nuh AS dikecam (diteror) habis-habisan oleh penguasa tiranik [17], Bagaimana Pemerintahan yahudi begitu ambisius mencari Isa AS untuk disalib [18] , Bagaimana Daud AS dengan heroik melawan dan sekaligus menumbangkan kekuasaan raksasa kerajaan Zaluth (Goliat) [19] dan lain-lain .
Ini semua menunjukan bahwa “sejarah Para Rasul” dalam Al-Qur’an bukanlah sejarah biografi pribadi beliau tetapi sejarah perjuangan menegakan BALDAH THOYYIBAH WA ROBBUN GHAFUR dan menghancurkan kekuasaan Thaguth.
Tentu saja, tulisan sederhana ini tidak bermaksud menepis pentingnya biografi tokoh besar, tetapi bermaksud mengembalikan sejarah para Rasul dalam upayanya menegakan Kekuasaan Allah di muka bumi.

———————–
note:
[1] QS Yusuf (12) ayat 3: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran Ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum Mengetahui.”
[2] QS Al-Kahfi (18) ayat 13: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk”
[3] QS Ibrahim (14) ayat 11: “Rasul-rasul mereka Berkata kepada mereka: “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. dan Hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.”
[4] Lihat QS Al-A’raf (7) ayat 19-25
[5] Lihat QS Al-Anbiya (21) ayat 87
[6] Lihat QS Abasa (80) ayat 1-4
[7] Lihat QS At-tahrim (66) ayat 1-2
[8] Lihat QS Al-Ahzab (33) ayat 21, QS Al-Mumtahanah (60) ayat 4
[9] Lihat QS Al-Anbiya (21) ayat 25 dan QS An-Nakhl (16) ayat 36
[10] Lihat QS Asy-syura (42) ayat 12-15, QS Al-baqarah (2) ayat 193
[11] Lihat QS Al-Anfal (8) ayat 30
[12] Lihat QS Al-anfal (8) ayat 30, QS Al-baqarah (2) ayat 61
[13] Lihat QS Al-Mukmin (40) ayat 26-29
[14] Lihat QS Al-Isra (17) ayat 103
[15] Lihat QS Al-anbiya (21) ayat 68-70
[16] Lihat QS Al-Lahab (111) ayat 1-4
[17 ] Lihat QS Al-Qamar (54) ayat 9-10
[18 ] Lihat QS An-Nisa (4) ayat 155-162
[19] Lihat QS Al-Baqarah (2) ayat 243-252
SERI SEJARAH…. NO 01..

10 DEWA OLYMPIANS

Gambar Nama Penjelasan
Afrodit
Afrodit Dewi cinta, nafsu, kecantikan, bujukan, dan kesenangan. Meskipun dinikahkan dengan Hephaestus dia memiliki banyak kekasih, terutama Ares. Dia digambarkan sebagai wanita cantik yang biasanya ditemani oleh anaknya, Eros. Lambangnya adalah burung dara, apel, kulit kerang dan rangkaian murad.
Apollo
Apollo Dewa musik, penyembuhan, wabah, ramalan, puisi, dan panahan; diasosiasikan dengan cahaya, kebenaran, dan matahari. Dia adalah saudara laki-laki Artemis, dan putra Zeus dan Leto. Dia digambarkan sebagai pemuda tampan dengan rambut panjang dan membawa banyak benda termasuk rangkaian laurel, busur panah, gagak, dan lira.
Ares.
Ares Dewa perang, nafsu haus darah, kekejaman, kejantanan. Merupakan putra Zeus dan Hera, dia digambarkan sebagai orang dewasa memakai baju perang, atau pria telanjang dengan helm dan tomba. Perlengkapannya antara lain baju perang emas dan tombak berujung perunggu, hewan keramatnya adalah burung hantu, burung hering dan ular berbisa.
Artemis
Artemis Dewi perburuan, alam liar, hewan liar, kelahiran dan wabah. Dia diasosiasikan dengan bulan. Dia adalah anak Zeus dan Leto, dan saudara perempuan Apollo. Dalam seni, dia biasanya digambarkan sebagai wanita muda membawa busur dan anak panah. Selain panah, perlengkapannya juga adalah tombak berburu, kulit hewan, rusa dan hewan liar lainnya. Dia adalah dewi perawan.
Athena
Athena Dewi kebijaksanaan, perang, strategi, usaha, kerajinan tangan, dan akal pikiran. Merupakan anak Zeus dan Metis, dia dilahirkan dari kepala Zeus sebagai wanita dewasa dengan pakaian perang. Dia digambarkan memakai helam bersabit, membawa tombak dan perisai aegis. Simbolnya adalah aegis, burung hantu dan pohon zaitun. Dia adalah dewi perawan.
Demeter
Demeter Dewi kesuburan, pertanian, perkebunan, dan panen. Demeter adalah anak Kronos dan Rhea dan saudara perempuan Zeus, yang darinya dia melahirkan Persefon. Dia digambarkan sebagai wanita dewasa bermahkota yang membawa seikat gandum dan obor. Simbolnya adalah Kornukopia, ular bersayap dan tongkat lotus.
Dionisos
Dionisos Dewa anggur, pesta dan festival, kegilaan, mabuk dan kesenangan. Dia digambarkan dalam seni sebagai pria tua berjenggot atau pemuda berambut panjang. Simbolnya adalahe thyrsus (tongkat berujung cemara), gelas minum, tanaman anggur dan mahkota Hedera. Dalam beebrapa versi, dia menggantikan Hestia.
Hades
Hades Raja dunia bawah dan dewa kematian, orang mati, dan harta dalam bumi. Istrinya adalah Persefon dan simbolnya adalah kunci Hades, helm kegelapan, dan Kerberos. Walaupun merupakan putra Kronos dan Rhea dan kakak Zeus, dia jarang dimasukkan dalam kelompok dewa Olimpus.
Hefaistos
Hefaistos Dewa api, pandai besi, seni patung, dan gunung berapi. Dia adalah dewa yang pincang. merupakan putra Hera melalui partenogenesis, Dia adalah suami Afrodit. Dia biasanya digambarkan sebagai pria berjenggot yang memegang palu dan alat-alat pandai besi. Simbolnya adalah palu, pelengkung dan besi landasan.
Hera
Hera Ratu para dewa dan merupakan dewi pernikahan, wanita, kelahiran, pewaris, raja dan kerajaan. Dia adalah anak Kronos dan Rhea dan kakak perempuan Zeus. Dia biasanya digambarkan sebagai wanita cantik memakai mahkota dan memegang tongkat berujung lotus. Simbolnya adalah mahkota, tongkat lotus, merak, kakatua, burung kukuk and buah delima.
Hermes
Hermes Dewa perjalanan, pembawa pesan, perdagangan, pencurian, tipuan, bahasa, tulisan, diplomasi, atletik, dan peternakan. Dia adalah pembawa pesan para dewa, pemandu yang memandu roh orang mati menuju dunia bawah, dan merupakan putra Zeus dan Maia. Dia digambarkan sebagai pemuda tampan dan atletis atau sebagai pria tua berjenggot. Atributnya meliputi tongkat Kadukeus, sandal bersayap, dan topi pelancong.
Hestia
Hestia Dewi perapian, rumah, dan memasak. Dia adalah anak Kronos dan Rhea dan saudara perempuan Zeus. Dia adalah dewi perawan. Dia digambarkan sebagai wanita berkerudung dan simbolnya adalah perapian dan ketel. Dalam beberapa versi dia menyerahkan tempatnya di Olimpus pada Dionisos.
Poseidon
Poseidon Dewa laut, sungai, banjir, kekeringan, gempa bumi, dan kuda; dikenal sebagi "Pengguncang Bumi" atau "Pembawa Badai'". Dia adalah anak Kronos dan Rhea dan kakak Zeus dan Hades. Dalam seni klasik, dia digambarkan sebagai pria dewasa berjenggot dengan badan kuat dan memegang trisula. Simbolnya adalah trisula, lumba-lumba dan kuda.
Zeus
Zeus Raja para dewa, penguasa Olimpus dan dewa langit, cuaca, petir, hukum dan takdir. Dia adalah anak termuda dari Kronos dan Rhea, yang dia kalahkan. Dia adalah adik dan suami Hera. Dalam seni dia digamabarkan sebagai pria dewasa berjenggot dan berbadan kuat. Simbolnya adalah petir, tongkat kerjaan dan burung elang.

Senin, 24 Januari 2011

Persib


SEJARAH

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib